Metamorforce

The Guard of Nature

Oleh Diah Erni

Koordinat 7046’54” S dan 1090 36’ 43” E menjadi titik awal perjalan kami  “Menyusuri Pantai Selatan Pulau Jawa”. Dimulai dari pantai timur Kabupatan Kebumen ke arah barat (Tanggul Angin - Pantai Suwuk). Tepat di sebelah barat muara Sungai Lukulo. Memang agak melenceng dari rencana semula Pantai Bocor-Suwuk. Musim penghujan seperti ini, sungai yang tidak bisa disebrangi sehingga start digeser ke arah barat.
Kamis, 27 Desember 2012, tepatnya pukul 06.30 bis mengantarkan kami sampai jembatan di Jalan Daendeles. Hujan mengiringi langkah kami mulai dari tempat pemberangkatan hingga turun dari bis, dan setelahnya. Alat savety seperti mantol, jas hujan, dan payung dikeluarkan untuk melindungi diri dari hujan. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Lagi-lagi ini agak melenceng dari perkiraan semula yang hanya 1,5 km jika perjalanan mulus menyusuri tepian sungai. Kenyatannya sungai terlalu deras dan terlalu bahaya untuk disusuri, sehingga dialihkan ke jalan alternatif sejauh kurang lebih 3 km menyusuri desa. Melewati rumah-rumah penduduk. Selanjutnya di kanan kiri jalan terdapat kebun-kebun pepaya varietas unggul. Pohonnya rendah namun buahnya banyak.


Rute Susur Pantai

Pantai Suwuk                                              Pantai Bopong                                        Pantai Petanahan 

            
Perjalanan sekitar 30 menit, perlahan ombak mulai terdengar. Menara sudah terlihat. Sampailah di muara sungai yang saya survey beberapa hari sebelumnya. Lega rasanya, berarti perjalan kami tidak nyasar. Plang tanggul angin telah terlihat. Kami masuk ke muara sungai yang penduduk setempat menyebutnya dengan “pasangan”. Dalam bahasa Indonesia mungkin artinya daerah pasang surut air laut. Meski tidak mencicipi, bisa ditebak air di sungai ini payau (campuran air tawar dan asin).

Disambut burung kecil yang bersliweran. Kami menyusuri tepian muara sungai ini, sejauh kurang lebih 1 km, melewati pasir, anak sungai kecil, rerumputan becek, sebelum akhirnya kami putuskan untuk menyebrang di kedalaman sekitar 70 cm. Selesailah perjalan darat kami. Perjalanan yang cukup melelahkan terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan. Beberapa puluh meter di depan adalah Pantai Selatan Pulau Jawa. Pantai yang berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Senang. Akhirnya kami benar-benar sampai di pantai.

Saat itu cuaca mulai bersahabat. Hujan sudah reda. Terlihat cahaya kuning kemerahan di langit sebelah timur. Meskipun matahari masih enggan keluar dari balik awan, namun hangatnya sudah mulai terasa di bumi tempat kami berpijak. “Tanggul Angin”. Kami berhenti sejenak  menikmati deburan ombak pantai selatan, menginjakkan kaki di pasir yang masih agak basah, sambil beristirahat dan membuka bekal. Sebagian menyempatkan diri mengambil gambar untuk kenang-kenangan.

Waktu menunjukkan pukul 09.00, kami putuskan untuk memulai perjalanan “susur pantai”. Masing-masing dari kami mengeluarkan kantong untuk memungut sampah plastik di sepanjang pantai yang kami lewati. Tidak jauh, belum ada 1 km perjalanan, kantong-kantong sudah terisi penuh oleh sampah. Semuanya dikumpulkan di semak-semak pinggir pantai karena saat itu sampah masih basah dan belum bisa dibakar.

Perjalanan kami lanjutkan, mengikuti gerakan matahari yang saat itu beranjak naik dan mulai menyengat. Perjalanan ini menuju Pantai Petanahan. Pantai pertama yang sudah dikelola menjadi obyek wisata oleh PEMDA. Ini menjadi stopsite pertama dalam perjalanan ini. Kami beristirahat, sebagian duduk di shelter, di bawah pohon, bahkan di atas pohon. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 11.00, sudah pantas untuk membuka perbekalan. Kami makan siang di pantai itu, di bawah pohon cemara yang sejuk.

Perjalan berikutnya menuju Pantai Bopong Puring. Menaklukkan pasir yang terasa semakin panas. Tidak ada yang sia-sia, pantai di sini jauh lebih indah meski namanya tak sepamor pantai lain. Para pecinta alam benar-benar dimanjakan pemandangan alam yang menakjubkan. Pantai landai dan bersih, hampir tidak ada sampah. Airnya jernih kebiruan. Di pinggir pantai banyak pohon pinus, yang tidak terputus mulai dari Pantai Petanahan hingga Pantai Bopong Puring.

Saat itu matahari sudah berada di atas kepala, mengingatkan kami untuk segera melaksanakan kewajiban Shalat Dhuhur. Kami berhenti di Pantai Puring. Mengambil air wudhu kemudian shalat berjamaah di bawah pohon cemara. Teduh. Pancaran sinar matahari tidak setajam tadi karena terhalang dedaunan. Hanya sebagian sinar yang masuk melalui celah daun, dipantulkan oleh mantel berwarna cokelat muda. Suasananya sungguh berbeda. Menghadap sang pencipta dalam keindahan ciptaan-Nya.

Di tempat ini pula inti dari acara ini dilaksanakan, yaitu membentuk struktur organisasi dalam wadah pendidikan berbasis komunitas. Beranggotakan siswa yang tangguh baik akademis dan fisik. Terpilih ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara. Saya ucapkan selamat kepada mereka. Dedikasi mereka sangat kami harapkan dalam komunitas ini. Sebuah komunitas yang menamkan rasa cinta terhadap lingkungan, menyalurkan kreatifitas, energi dan keberanian yang melimpah dari anak-anak muda. Mulai saat ini kami akan fokus dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk lingkungan, seperti: reboisasi, pengelolaan sampah, hiking, dan lainnya. Kegiatan susur pantai ini adalah bagian dari melatih ketangguhan fisik, juga menyalurkan hobi kecintaan terhadap lingkungan.

Rapat sudah selesai. Saat itu matahari sudah condong ke arah barat. Perjalanan belum berakhir di sini, masih ada satu pantai lagi yang harus dikunjungi. Kembali melanjutkan langkah, kami menyusuri pantai yang tak kalah indah dari sebelumnya. Bersih, landai, dan banyak pohon cemara di pinggir pantai.

Kira-kira 60 menit kami berjalan, Pantai Suwuk sudah mulai terlihat. Rasanya ingin cepat sampai, namun kami tidak bisa mempercepat langkah karena kaki sudah mulai terasa pegal. Perlahan, akhirnya kami sampai juga di finish “Pantai Suwuk”. Disambut dengan deburan ombak pantai selatan yang lebih keras, karena menabrak dinding karang di sebrang sungai.

Dibanding pantai sebelumnya, pantai ini paling ramai didatangi pengunjung. Fasilitasnya lebih lengkap, banyak permainan, dan juga penjual makanan. Kami mampir di warung milik salah satu anggota, menikmati segarnya es kelapa muda yang sejak tadi kami inginkan.

Waktu menunjukkan pukul 05.00 pm. Matahari sudah semakin condong ke arah barat. Menandakan siang hari hampir berakhir, namun sunset tidak bisa kami nikmati karena terhalang Pantai Karang bolong yang menjorok ke arah selatan.

Saat itu mobil pick up sudah menjemput. Kami harus segera beranjak pergi meninggalkan pantai yang masih ramai dengan pengunjung. Bersama hujan, matahari, angin, pasir, dan ombak, perjalanan susur pantai sesion I berakhir di Koordinat 7045’30” S dan 1090 28’ 12” E.

Sampai jumpa di Susur Pantai Sesion II “Karangbolong – Logending”, semoga sunset bisa kami lihat di sini.

0 komentar:

Posting Komentar


hit counter

Label

Pengikut Blog