Metamorforce

The Guard of Nature

Selengkapnya...

Oleh Indra YY
Sesuai dengan program kerja Metamorforce Periode 2013-2014, maka pada hari Ahad, 13 Oktober 2013 para pengurus dan beberapa anggota senior Metamorforce melakukan survei rute hiking dari Desa Kentheng, Sempor sampai dengan Bukit Condong, Sruweng. Survei ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kesulitan medan yang akan dilalui pada saat hiking bersama anggota Metamorforce yang lain yang notabene banyak anggota baru yang mungkin jarang melakukan perjalanan jauh dengan jalan kaki. Survei ini adalah kegiatan pertama yang dilakukan para pengurus baru Metamorforce periode 2013-2014 sesuai dengan program kerja yang dibuat sebelumnya. 
Adapun kronologi dan foto kegiatan ini selengkapnya terangkum dalam tulisan berikut ini:

  • .      08.00:  Beberapa anggota sudah mulai berkumpul di Kauman (tempat pemberhentian angkot)






  •      08.30:  Anggota survei yang berjumlah 7 orang naik angkot menuju desa Kentheng




.



      09.00:  Sampai di Kentheng perjalanan menuju Condong dimulai dari PP Al Barokah ke arah timur melalui hutan pinus



.

Selengkapnya...

Minggu, 15 September 2013

Selengkapnya...

Hampir 1 tahun komunitas yang mempunyai tag line The Guard of Nature ini berdiri. Sejak debutnya yang pertama pada akhir tahun 2012 pada kegiatan susur pantai Tanggulangin - Suwuk yang diikuti sekitar 26 orang, komunitas ini tetap eksis mengadakan kegiatan yang bermanfaat baik bagi lingkungan maupun bagi para anggota. Komunitas yang awalnya diberi nama Green Star ini menitikberatkan kegiatannya pada dua bidang yaitu bidang akademik dan bidang lingkungan. Bidang akademik dipilih karena para anggotanya adalah para peserta didik yang masih bersekolah formal, mereka membutuhkan tambahan skill lain dibidang akademik selain yang diperoleh di sekolah, sedangkan kegiatan lingkungan dilaksanakan karena kegiatan ini hampir tidak mendapat tempat yang semestinya di daerah Kebumen, atau bisa dikatakan tidak ada wadah bagi para pecinta lingkungan di Kebumen, komunitas ini berusaha mewadahi para pegiat lingkungan agar kegiatannya bisa terarah.

Selengkapnya...

Hiking ke Curug Kebut 27 Juni 2013
Selengkapnya...




25 Mei 2013
Selengkapnya...

13 April 2013
Selengkapnya...

Selengkapnya...

Oleh Indra YY


Kamis tanggal 21 Maret 2013 diputuskan untuk dilaksanakan kegiatan reboisasi kedua di musim tanam ini dengan bibit yang telah diproduksi oleh anak-anak metamorforce sendiri. Hari itu itu adalah hari dimana anak-anak libur karena ada ujian bagi kakak kelasnya. Harapannya tentu saja banyak peserta yang bisa mengikutinya karena tidak ada kegiatan lain dirumah maupun di organisasi yang mereka ikuti. Bibit juga telah siap ditanam karena beberapa hari sebelumnya bibit telah ditempatkan di polybag. Walaupun bibit baru berusia satu bulan dan belum seberapa tinggi, namun mengingat musim tanam ini sudah memasuki bulan akhir maka penanaman harus tetap dilaksanakan.

Jam sudah menunjukan pukul 07.00 dan baru ada dua peserta reboisasi yang tampak batang hidungnya di sekolah. Mungkinkah instruksi bahwa peserta dari daerah selatan harus mampir ke sekolah dulu untuk membawa kompos dan bibit tidak dilaksanakan? Ataukah peserta reboisasi dari selatan memang hanya dua orang ini? Keraguan muncul dalam hati, jangan-jangan kegiatan kali ini gagal karena pesertanya tidak ada. Ah…masa bodoh, yang penting sudah ada yang datang. Seberapapun pesertanya pasti bisa jalan. Akhirnya dua orang yang hadir diminta untuk mempersiapkan pengangkutan bibit dan kompos ke atas motor. Setelah dirasa cukup maka kami berangkat ke tempat reboisasi.  
Selengkapnya...





Reboisasi 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2013 Selengkapnya...

Oleh Indra YY


Reboisasi telah dilaksanakan di Wonosigro selama lebih dari dua bulan mulai dari survey lokasi pada awal tahun 2013 sampai pada pelaksanaan penanaman bibit bulan februari, namun kenyataannya luas areal yang ditanami baru mencapai kurang dari 20% dari total daerah yang belum ditanami. Ini menandakan bahwa untuk mewujudkan lokasi yang hijau, sejuk, dan asri yang mampu mempertahankan kadar air tanah dan mampu memproduksi oksigen yang bersih di lokasi tersebut masih dibutuhkan penanaman bibit lagi. Saat ini lokasi tersebut masih didominasi oleh semak-semak dan rerumputan, tentu hal ini kurang begitu bermanfaat secara ekonomis bagi masyarakat sekitar lokasi reboisasi.
Berdasarkan hal itu dan mengingat masa tanam juga masih tersisa sekitar dua bulan, maka beberapa pengurus Komunitas Metamorforce berunding untuk melaksanakan reboisasi lanjutan di lokasi tersebut. Bibit tanaman yang akan ditanam telah diproduksi secara mandiri oleh Metamorforce sejak satu bulan yang lalu melalui program pembibitan di Sekolah. Program pembibitan ini dilaksanakan dengan tujuan melatih anggota untuk bisa memproduksi bibit tanaman mulai dari penyebaran benih sampai pada pemindahan bibit ke polibag, disamping itu hasil dari pembibitan ini memang akan digunakan dalam pelaksanaan reboisasi selanjutnya. Lebih jauh mengenai pembibitan oleh Metamorforce dapat dibaca disini.
Selengkapnya...

Oleh : Diah Erni

Hp ku berbunyi ada satu pesan diterima. Ternyata dari salah satu anggota  metamorforce “Bu..saya sudah Jladri.. Ibu sudah sampai mana?”. “ Ya..tunggu sebentar lagi” jawabku. Waktu itu pukul 6 lebih 20 menit kalau tidak salah, posisi masih di rumah. Beberapa menit kemudian, bersama salah seoarag anggota metamorf, kami langsung meluncur ke MAN Gombong tempat berkumpulnya anggota yang akan ikut hiking. Di sini mereka sudah menunggu sejak tadi. Mereka adalah anggota metamorf (aku lebih suka menyebut mereka sebagai anggota dari pada sebagai siswa-siswaku). Jumlah anggota sudah lengkap. Waduuh..ternyata kami yang paling akhir berangkatnya alias telat. Hmm...merasa tidak enak hati.
Sekitar pukul 7 am, dari MAN Gombong kami ke arah selatan sekitar 14.4 km menuju Desa Jladri, yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Buayan. Berjarak sekitar 3.87 km ke arah utara dari Pantai Karangbolong. Rencana awalnya start hiking dari  sini melanjutkan susur pantai “Tanggul Angin-Suwuk”. Namun setelah dilihat kondisinya tidak memungkinkan untuk dilakukan susur pantai. Mengapa begitu?
Selengkapnya...

Oleh : Diah Erni E


Menurut para ahli geologi, Karang Sambung merupakan salah satu tempat dengan kondisi geologi terunik di Asia Tenggara. Batuan-batuan yang seharusnya berada di samudra, bisa dijumpai dengan mudah di daratan Karang Sambung. Melalui berbagai penelitian, menurut mereka, tempat ini dulunya samudra yang saat ini sudah mengalami pengangkatan. Karang Sambung kini menjadi pusat studi ilmu geologi.
Saya penasaran tentang ini sebenarnya sudah sejak SMA, dan semakin bertambah sejak mengikuti seminar Ilmu Kebumian Kebumen beberapa waktu yang lalu. Melalui seminar ini saya semakin penasaran seberapa uniknya tempat ini sampai begitu populer di kalangan orang geologi berbagai universitas ternama di Indonesia. Untuk itulah saya hendak mengadakan acara “Geowisata Karang Sambung”. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan tanggal 25 April 2013. Tujuannya yang pasti mengenal Kebumen dari tinjauan ilmu geologi, mengobati rasa penasaran, sekaligus mencari jawaban atas petanyaan tentang kekeringan di Desa Tugu. Terutama pertanyaan tentang bagaimana solusinya?, yang belum tuntas terjawab saat saya tanyakan pada seminar Ilmu Kebumian di Grafika.
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, saya dan beberapa anggota metamorforce melakukan survey terlebih dahulu. Banyak cerita unik di balik kegiatan survey ini. Seunik kondisi Geologi Karang Sambung..he he. Mari kita simak kisahnya...
Selengkapnya...






Kecintaan kita pada HP, Gadget, dan Internet tidak mengurangi kecintaan kita pada tanaman...

Untuk masa depan yang lebih hijau...
Selengkapnya...

Oleh: Diah Erni


Kami berkeyakinan bahwa tidak ada satu pun yang tidak berguna, sekalipun itu adalah sampah. Konsepnya sederhana saja, kita hanya perlu memisahkan sampah berdasarkan jenisnya (organik dan non organik), lalu mengolah sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, maukah kita melakukannya?? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Sebagai komunitas peduli lingkungan, pengolahan sampah menjadi salah satu program kerja kami. Program ini sudah mulai kami laksanakan sejak Februari 2013, diawali dengan pengolahan sampah organik berupa rumput liar. 
Di sekolah kami memang banyak terdapat rumput liar yang perlu dirapihkan. Lalu muncul ide dari beberapa anggota untuk memanfaatkaanya sebagai pupuk dari pada hanya sekedar dibuang.
Teknisnya, rumput liar dipotong dan dipisahkan berdasarkan mudah atau tidaknya untuk dibakar. Rumput yang mudah terbakar seperti alang-alang, kami keringkan kemudian dibakar, sedangkan rumput yang sulit terbakar  pohon talas, hanya perlu dipotong menjadi bagian yang lebih kecil.


Baik rumput yang telah dibakar maupun dipotong, dimasukkan ke dalam kantong selama beberapa minggu sampai membusuk. Dengan demikian rumput liar yang tadinya mengganggu pemandangan bisa disulap menjadi kompos untuk media pembibitan. Sederhana kan?
Pada program selanjutnya  kami berencana membuat tempat sampah yang terpisah (organik dan non organik) dan mengolah sesuai dengan kegunaannya.

(Bersambung >> Pembibitan)


Selengkapnya...

Oleh : Tri yoga Indra Priyanto


 

Sampah dapat diolah kembali dengan cara mendaur ulang, dengan demikian tidak akan lagi sampah yang berserakan. Misalnya saja sampah plastik dapat didaur ulang menjadi bahan bakar minyak, sehingga kita dapat menghemat bahan bakar fosil. Demikian juga dengan sampah organik, dapat dijadikan pupuk kompos. Salah satu contoh sampah organik adalah rumput liar disekolahmu, dapat diubah menjadi pupuk kompos dengan cara dibusukkan. Selain dapat menjadi pupuk kompos juga dapat memperindah sekolah. Nah kita dapat mengetahui bahwa sampah  tidak berguna dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Nah bagaimana, berdasarkan informasi di atas kita dapat mengetahui kegunaan sampah yang tadinya tidak berguna menjadi berguna. Mulai dari sekarang kita harus mengolah sampah agar kelestarian alam terjaga.
Selengkapnya...

Oleh Indra YY


Setelah selesai persiapan reboisasi pada hari Minggu tanggal 6 Januari 2013, maka beberapa hari kemudian pengurus komunitas dan pembina berkumpul untuk mengadakan evaluasi pada kegiatan tersebut. Dari hasil evaluasi didapat fakta bahwa lahan yang akan ditanami sangat luas, sementara semak belukar dan rerumputan baru dibersihkan tidak lebih dari 10% lahan, lubang yang dibuat juga tidak lebih dari 80 lubang. Hal ini terjadi karena para anggota banyak yang tidak membawa alat terutama sabit untuk membersihkan rumput dan semak belukar, sementara untuk pembuatan lubang juga kurang maksimal karena tenaga yang ada memang tidak mencukupi. Tentu hal ini sangat kurang memadai mengingat luas lahan yang ada, apalagi jika lahan reboisasi dilihat dari jarak jauh, tentu hasil reboisasi tidak terlihat sama sekali, sementara Minggu tanggal 13 Januari, bibit tanaman harus segera di tanam karena bibit sudah dibeli dari penyedia bibit. Akhirnya diputuskan bahwa kegiatan tanggal 13 difokuskan pada pembersihan rumput dan semak disekitar lubang yang sudah dibuat dan membuat lubang tambahan menjadi 120 lubang. Dan karena luasnya area yang akan di reboisasi, maka kegiatan akan dilangsungkan sampai sore hari.
Hari Sabtu siang tanggal 12 Januari para anggota dikumpulkan untuk diberi penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan esok harinya. Dalam pertemuan tersebut ditekankan bahwa kegiatan utama adalah membersihkan rumput dan semak, pembuatan lubang, dan penanaman bibit. Semua peserta harus membawa alat pancong/cangkul dan sabit, serta membawa bekal minuman dan makan siang mengingat kegiatan akan dilaksanakan sampai sore. Peserta yang diundang juga ditambah karena memang kegiatan membutuhkan tenaga lebih banyak.
Selengkapnya...





Selengkapnya...

Oleh : Diah Erni


Allah Rabb semesta alam telah menciptakan segala sesuatunya secara seimbang, termasuk lingkungan. Untuk selanjutnya menjadi tugas dan tanggung jawab manusia sebagai kalifah untuk menjaganya agar tetap seimbang. Seperti dalam QS Ar Rahman 7-9
Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu merusak keseimbangan itu”.

Ayat di atas secara jelas memerintahkan kepada manusia untuk tidak merusak keseimbangan lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia baik berupa fisik, sosial, maupun budaya.  Lingkungan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semuanya saling terkait membentuk sebuah harmoni. Jadi, apapun tindakan manusia akan berpengaruh terhadap lingkungan, begitu juga dengan keadaan lingkungan akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, menjadi penting bagi manusia untuk bersenyawa dengan lingkungan supaya tetap harmoni. 

Dalam segala aktivitasnya, manusia membutuhkan lingkungan baik sosial yang berupa interaksi dengan manusia lainnya, maupun fisik (seperti: udara, air, tanah, dll). Contoh sederhana , misalnya kita berada di sebuah ruang tertutup selama beberapa jam, tentu saja akan pusing dan lemas karena kekurangan oksigen. Oksigen dihasilkan dari proses respirasi tumbuhan. Pada prosesnya terjadi pertukaran CO2 dan O2 antara manusia dan tumbuhan. Itu artinya manusia dan tumbuhan saling membutuhkan. Contoh lain, misalnya manusia melakukan aktifitas atau bahkan hanya diam selama beberapa jam, akan merasa haus karena ion tubuh berkurang. Itu artinya manusia membutuhkan air.

Selengkapnya...

Oleh Indra YY


Kerusakan alam yang sudah sedemikian parah dialami oleh negara-negara didunia, bisakah kita sebagai rakyat kecil yang tidak diberi amanah kekusaan ikut melestarikan alam? Bukankah kontribusi kita sangat kecil? Bagaimana bentuk nyata upaya pelestarian alam bagi umat Islam?
Pertanyaan itu sering menghampiri kita manakala kita belum melakukan sesuatupun untuk kelestarian alam ini sehingga membuat kita ragu, apalagi jika kita melihat kenyataan bahwa sebagian dari saudara kita masih belum peduli pada larangan Allah akan perusakan alam ini, kita menjadi pesismis pada usaha yang belum kita lakukan ini. Mampukah kita? berhasilkah kita? apa artinya usaha kita? dsb, berbagai pertanyaan sebagai tanda pesimis muncul. Namun sebagai seorang muslim, kita diharamkan berputus asa dari rahmat Allah, seperti disebutkan dalam QS Yusuf ayat 87:
Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
Sekecil apapun usaha kita dalam pelestarian alam ini kalau kita laksanakan pasti akan bedampak positif. Secara kongkret usaha kita sebagai orang awam dan paling mudah diantaranya adalah:

Selengkapnya...

Oleh Indra YY


Sebagai komunitas yang peduli akan kelestarian alam dan lingkungan, kita patut prihatin dengan keadaan alam di sekitar kita akhir-akhir ini. Kerusakan alam terjadi di seluruh belahan bumi kita baik didarat, di air, maupun di udara. Semuanya berawal dari perbuatan manusia yang serakah. Tidak dipungkiri bahwa Manusia memang diciptakan Allah SWT sebagai khalifah dimuka bumi. Sebagai khalifah manusia diperbolehkan memanfaatkan alam beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun bukan berarti manusia bebas memanfaatkan alam secara liar dan membabi buta yang justru akan mengakibatkan rusaknya alam. Kerusakan alam yang terjadi akhir-akhir ini diantaranya adalah:


Selengkapnya...

Oleh Indra YY

Hari Jumat, 4 Januari 2013 anggota komunitas Metamorforce berkumpul untuk berkoordinasi pada kegiatan reboisasi yang akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 6 Januari. Dalam koordinasi itu disampaikan hasil survey lokasi di beberapa tempat, (kisah tentang survey lokasi reboisasi dapat dibaca disini) dan akhirnya reboisasi diputuskan di laksanakan di desa Wonosigro. Lahan yang akan direboisasi adalah lahan yang pada saat survey merupakan lahan yang diincar pertama kali untuk disurvey kelayakannya karena jika dilihat dari jembatan sungai Wonosigro lahan tersbut tampak kosong dan tidak terdapat pepohonan. Lahan itu terletak diatas bukit bagian selatan dan tampak jelas jika dilihat dari kejauhan.
Perlu diketahui bahwa lahan tersebut belum sempat disurvey karena survey pertama kali dilakukan di bagian utara bukit. Rencananya lahan itu akan disurvey sambil pulang, namun karena saat itu kebanyakan peserta survey sudah kelelahan, haus, dan lapar karena tidak membawa bekal yang cukup serta waktunya juga sudah sore akhirnya survey di lahan tersebut urung dilakukan. Namun beberapa hari setelah beberapa anggota komunitas yang rumahnya atau punya famili yang dekat dengan lokasi melakukan pendalaman survey tentang pemilik lahan serta perijinan untuk melakukan reboisasi diperoleh informasi bahwa justru lokasi ini lebih layak untuk direboisasi dibandingkan dengan lokasi yang telah disurvey sebelumnya.
       Koordinasi yang dimulai sekitar pukul 11 tersebut dilakukan di ruang multimedia. Dalam koordinasi itu berkumpul anggota komunitas yang telah mengikuti kegiatan Susur Pantai 1 ditambah dengan anggota baru dari kelas X yang merupakan siswa pilihan yang masuk dalam peringkat 5 besar dikelasnya. Dalam rapat koordinasi, selain disampaikan lokasi reboisasi, disampaikan juga peralatan yang harus dibawa untuk membuat lubang tempat menanam bibit, bisa cangkul atau pancong, dan yang tidak kalah penting disampaikan alat transportasi untuk bisa sampai di lokasi reboisasi, karena tidak semua anggota mempunyai kendaraan sendiri. Akhirnya diputuskan masing-masing anggota harus mengusahakan sendiri cara sampai di lokasi, bisa dengan naik angkot, naik sepeda, atau diantar saudara. Tempat berkumpul menuju lokasi reboisasi adalah sekitar obyek wisata benteng Van Der Wijk. Tidak lupa pula para peserta harus membawa bekal makanan dan minuman sendiri-sendiri.

Selengkapnya...





Selengkapnya...

Oleh Indra YY
Setelah sukses mengadakan kegiatan “Susur Pantai 1” dari desa Tanggul Angin kecamatan Ambal sampai pantai Suwuk kecamatan Ayah pada hari Kamis 27 Desember 2012, Kami berencana untuk mengadakan kegiatan serupa dari desa Karangbolong  Kecamatan Buayan sampai Pantai Logending Kecamatan Ayah pada tanggal 1 Januari 2013. Memang tidak bisa dikatakan sebagai susur pantai karena medan yang akan kami lalui bukan berupa pantai, melainkan jalan raya yang menanjak dan menurun didekat pantai. Namun rencana tersebut tidak bisa terlaksana karena berbagai sebab, diantaranya adalah beberapa peserta masih kecapekan karena waktu pelaksanaannya sangat berdekatan dengan kegiatan susur pantai 1, ada yang bertepatan dengan kegiatan lain di organisasinya, ada yang mengikuti acara keluarga, dan ada juga yang tidak mendapat ijin dari orang tuanya. Sebenarnya agak kecewa juga sih acara itu tidak terwujud, tapi tidak apa-apa, toh tidak semua kegiatan yang direncanakan harus dapat dilaksanakan saat itu juga, itung-itung mengistirahatkan tubuh, memulihkan stamina, dan tentu saja memulihkan kehitaman kulit setelah dijemur selama susur pantai 1, hehe....
Selengkapnya...





Selengkapnya...





Selengkapnya...

بسم الله الرحمن الرحيم

"Metamorforce" adalah suatu komunitas yang anggotanya terdiri dari sekelompok masyarakat yang peduli akan kelestarian alam dan terciptanya lingkungan yang sehat bagi makhluk hidup di dunia. Komunitas ini dibentuk karena adanya keprihatinan beberapa inisiator komunitas akan rendahnya kesadaran bahwa kita hidup di alam dan lingkungan yang sedang terancam kerusakan. Terlebih lagi adanya anggapan bahwa para pecinta lingkungan dan pecinta alam adalah kumpulan orang-orang yang justru tidak peduli akan kelestarian alam yang kegiatannya hanya outbound, hiking, naik gunung dan sebagainya, sementara kegiatan untuk melestarikan alam dan menjaga lingkungan tidak ada sama sekali. Lebih parah lagi ada anggapan komunitas pecinta alam hanya terdiri dari orang-orang yang rendah kemampuan akademiknya. Atas dasar itulah dibentuk sebuah komunitas pecinta alam dan lingkungan yang kegiatannya bermanfaat bagi kehidupan bersama dan anggotanya terdiri dari orang-orang yang unggul secara kademis.

Komunitas ini pada awalnya bernama Green Star yang anggotanya adalah pribadi-pribadi yang mempunyai kemampuan akademik diatas rata-rata dari siswa-siswa MAN Gombong dan mempunyai kepedulian pada kelestarian alam dan lingkungan. Komunitas ini di bentuk pada tanggal 27 Desember 2012 pada saat kegiatan "Susur Pantai Tanggulangin - Suwuk", saat itu komunitas tersebut belum mempunyai nama. Nama Green Star sendiri baru diperkenalkan ketika akan diadakan kegiatan Reboisasi 1. Namun karena berabagai alasan dan pertimbangan, Green Star berganti nama menjadi "Metamorforce" pada tanggal 2 Februari 2013.
Susur Pantai Tanggulangin - Suwuk
Dari segi bahasa "Metamorforce" berasal dari kata "Metamorf" dan "Force". Metamorf berarti berubah, dan Force berarti kekuatan. Secara filosofi, Metamorf mempunyai arti berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan perubahan pada alam dan lingkungan. Sedangkan filosofi Force adalah anggotanya merupakan pribadi yang tangguh secara fisik, mental, dan akademik. Dengan demikian Metamorforce adalah sebuah komunitas yang anggotanya terdiri dari pribadi-pribadi yang tangguh secara fisik, mental, dan akademik, serta mampu memberikan perubahan yang lebih baik pada alam dan lingkungan, dan tentu saja mampu menjaga kelestarian alam dan lingkungan disekitarnya, atas alasan itulah komunitas Metamorfoce mempunyai tag line "The Guard of Nature".

Berdasarkan filosofi diatas, Metamorforce mempunyai Visi, Misi, dan Struktur Organisasi sebagai berikut:
Visi:
  • Pendidikan berbasis komunitas yang peduli dan memberikan perubahan pada alam dan lingkungan

Misi:
  1. Menumbuhkan dan menanamkan rasa cinta pada alam dan lingkungan
  2. Menciptakan komunitas unggul pada dalam bidang akademik yang peduli pada alam dan lingkungan
  3. Memelihara serta melestarikan alam dan lingkungan melalui karya nyata
Struktur Organisasi Metamorforce (Periode 1):
Pembina:
  • Indra YY
  • Diah Erni Ekawati
Ketua:
  • Tabah Setio Asih
Wakil:
  • Nur Janah
Sekretaris:
  • Lis Cahaya Ningrum
Divisi Akademis :
  • Aristiani
Divisi Alam dan Lingkungan:
  • Putra Surya Karismanto
Program Unggulan:
  1. Reboisasi
  2. Pembibitan
  3. Pengolahan Sampah
  4. Latihan Mental, Fisik, dan Akademik
Pada awal didirikannya, komunitas ini telah memprogramkan banyak kegiatan, bahkan beberapa diantaranya telah dijalankan dengan sukses. Walaupun dalam perjalanannya banyak anggota yang datang dan pergi serta berguguran, namun inisiator komunitas telah bertekad seberapapun anggota yang masih bertahan, program kerja yang telah dicanangkan harus tetap dijalankan dengan konsisten dan semangat walaupun dengan sedikit penyesuaian.
Akhirnya, dengan memohon ridlo dari Allah SWT, semoga komunitas ini tetap eksis, diterima oleh masyarakat umum, serta mampu memberikan perubahan yang lebih baik pada alam dan lingkungan, amiin.

 Kebumen, 14 Februari 2013
Admin Metamorforce Blog




 
Selengkapnya...

Susur pantai yang diadakan oleh komunitas pecinta alam "Metamorforce" dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 27 Desember 2012 dengan rute Tanggulangain Kecamatan Ambal sampai dengan pantai Suwuk Kecamatan Puring. Berikut ini adalah tulisan para peserta hasil susur pantai selama perjalanan tersebut.
1. Tulisan Diah Erni dapat dibaca disini
2. Tulisan Tabah Setiyo Asih dapat dibaca disini
3. Tulisan Wisnu Aji M dapat dibaca disini
4. Tulisan Eka Meristiana dapat dibaca disini
5. Tulisan Fifin dapat dibaca disini
6. Tulisan Lis Cahaya N dapat dibaca disini 
Selengkapnya...

Oleh Fifin

Minggu terakhir libur semester satu, tepatnya pada hari Kamis (27/12) merupakam hari yang tak terlupakan, melelahkan, sekaligus menyenangkan. Begitu melelahkan karena harus berjalan kaki sejauh 20km lebih (dari Pantai Tanggulangin sampai Pantai Suwuk) tanpa alas kaki. Tetapi juga menyenangkan karena itu merupakan pengalaman pertamaku dapat berjalan sejauh itu.

Perjalanan yang sangat panjang dan juga melelahkan. Pagi-pagi sudah harus berkumpul, meskipun hujan mengguyur kota Gombong, tetapi kami tetap semangat. Setelah semua sudah berkumpul kami memulai perjalanan dari Gombong melewati Kebumen menuju tempat tujuan.

Kami berhenti di sebelah barat jembatan sungai Lukulo dan berjalan kaki untuk sampai ke pantai. Setelah berjalan cukup jauh, kami mulai mendengar suara debur ombak dan semakin lama semakin jelas, saya sungguh senang, karena saya kira kami hampir sampai di pantai. Tetapi setelah sampai di tepi air, ternyata itu bukan pantai melainkan tepi sungai. Sehingga kami harus menyusuri tepi sungai tersebut untuk mencapi pantai.

Selengkapnya...

Oleh Wisnu M

Kamis, 27 Desember 2012 adalah hari yang mungkin tak terlupakan karena saya melakukan kegiatan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya yaitu SUSUR PANTAI, yang di mulai dari desa Tanggul Angin di Kebumen sampai dengan Pantai Suwuk . Jumlah peserta yang ikut SUSUR PANTAI adalah 23 orang, walaupun jumlah pesertanya tidak begitu banyak tapi perjalanannya tetap asyik. Meski sebelum melakukan kegiatan tersebut turun hujan yang begitu deras tapi itu tak menjadi penghalang untuk tidak jadi melaksanakan kegiatan tersebut. Kita berangkat ke desa Tanggul angin dengan menaiki bus. Kira – kira pukul 07.20 kami sampai ditempat tujuan, tanpa menunggu lama kami langsung memulai perjalanan. Kami memulai perjalanan dalam keadaan hujan tapi kamu tetap berjalan setelah sekian lama berjalan hujan pun reda dan mataharipun mulai menampakan sinarnya.

Selengkapnya...

Oleh Tabah Setioasih

    Langit mendung seketika dan terdengarlah gemuruh petir menyambar tepat pukul 5 pagi ,keraguan muncul dalam hatiku namun tak mematahkan semangatku untuk pergi mengikuti kegiatan  susur pantai. Akhirnya kubulatkan niat diri untuk mengikuti  perjalanan susur pantai dari Kebumen sampai Suwuk,mungkin sedikit aneh ,banyak orang bertanya “untuk apa pantai disusuri?”.Diiringi  hujan rintik-rintik akupun berangkat menuju tempat berkumpulnya teman-teman dan setelah sampai telah banyak teman-teman yang sudah menunggu lama kehadiranku.
     Perjalanan SUSUR PANTAI ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2012 yang diikuti oleh 23 personil yang mungkin cukup sedikit namu insya allah sangat mengasyikan. Setelah semua anak berkumpul barulah kita berangkat dengan menaiki angkutan umum,perjalanan dari Gombong menuju Kebumen menyita waktu kira-kira 30 menit, dan akhirnya sampai di sebuah desa yang tidak saya kenal ,dengan bermodalkan jiwa sosial kami sampailah kami di Tanggul Angin.
Selengkapnya...

Oleh Lis Cahaya

       Acara yang di tunggu-tunggu datang juga tidak terasa sudah tanggal 27 Desember 2012, tapi saat pagi itu saya bingung jadi berangkat ikut acara “Susur Pantai” atau tidak, lalu saya xmx teman-teman ternyata acara tetap berjalan sesuai rencana yang kami buat walaupun cuaca hujan. Saya bersiap-siap untuk berangkat di tempat yang ditetapkan untuk berkumpul, sebelum itu saya menjemput teman di depan sekolah untuk berangkat bersama.
       Pukul 06.30 kami segera naik angkutan umum untuk menuju pantai kami turun ditengah perdesaan,kami pun kemudian berjalan untuk ke pantai,hm.....ternyata kami semua tidak ada yang tau jalan untuk menuju ke pantai, dan teman saya ada yang bertanya kepada warga setempat,katanya pantainya masih jauh. Ett....tapi kami tidak putus asa,kami tetap semangat mengikuti acara ini,ternyata tak lama kemudian kami sampai di “Pantai Tanggulangin” kami kepantai ini bukan untuk acara main-main tapi tujuan kami kesini untuk membersihkan pantai ini dengan membersihkan sampah di sekitarnya. Selam perjalan saya bercanda dengan teman-teman sambil bermain air di pantai dan tidak terasa kami pun sampai di “Pantai Petanahan” kami disitu istirahat dan makan siang bersama. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan kami...saat kami melangkahkan kaki aku melihat masyarakat setempat mencari undur-undur laut,saya jadi tau gimana cara mencari undur-undur laut itu ternyata susah-susah gampang hehe,... Tak terasa ternyata kami sampai  di “Pantai Bopong” kami semu di situ sholat dan setelah itu kami berkumpul-kumpul untuk membicarakan “Team Elit” kami dan sambil berfoto-foto di bawah pohon cemara.

Selengkapnya...

Oleh Eka Meristiana
       
       27 Desember 2012 , aku pergi menyusuri pantai Tanggul angin - pantai suwuk. Aku pergi bersama teman-temanku. Kami berangkat ke sana dengan angkutan umum.Awalnya aku mengurungkan niatku untuk berangkat,tapi karena aku sudah janji maka aku tetap berangkat. Kami berkumpul jam 06.00 wib di tempat biasa. Sesampainya di sana, kami mengawali berjalan melalui rumah penduduk. Selanjutnya kami menyusuri sungai dekat TPI. Rasa capek, dingin, semeribit angin tak menghalangi niat kami untuk terus berjalan.
       Mendung masih menyertai kami, di sana kami harus menyeberangi sungai karena ada kendala. Akhirnya kami sampai juga di pantai TANGGUL ANGIN, di sana kami beristirahat sekalian makan siang. Kemudian kami meneruskan misi kami selanjutnya yakni mengambil sampah. Setelah kantong plastik kami penuh kami melanjutkan perjalanan. di tengah perjalanan kami melihat "HALLO MATAHARI" indah sekali. waktu terus berjalan , mendung pun berganti cerah kami beristirahat di pantai untuk salat dluhur tapi aku lupa nama pantainya sorri ya , , , , ,

Selengkapnya...

Oleh Diah Erni

Koordinat 7046’54” S dan 1090 36’ 43” E menjadi titik awal perjalan kami  “Menyusuri Pantai Selatan Pulau Jawa”. Dimulai dari pantai timur Kabupatan Kebumen ke arah barat (Tanggul Angin - Pantai Suwuk). Tepat di sebelah barat muara Sungai Lukulo. Memang agak melenceng dari rencana semula Pantai Bocor-Suwuk. Musim penghujan seperti ini, sungai yang tidak bisa disebrangi sehingga start digeser ke arah barat.
Kamis, 27 Desember 2012, tepatnya pukul 06.30 bis mengantarkan kami sampai jembatan di Jalan Daendeles. Hujan mengiringi langkah kami mulai dari tempat pemberangkatan hingga turun dari bis, dan setelahnya. Alat savety seperti mantol, jas hujan, dan payung dikeluarkan untuk melindungi diri dari hujan. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Lagi-lagi ini agak melenceng dari perkiraan semula yang hanya 1,5 km jika perjalanan mulus menyusuri tepian sungai. Kenyatannya sungai terlalu deras dan terlalu bahaya untuk disusuri, sehingga dialihkan ke jalan alternatif sejauh kurang lebih 3 km menyusuri desa. Melewati rumah-rumah penduduk. Selanjutnya di kanan kiri jalan terdapat kebun-kebun pepaya varietas unggul. Pohonnya rendah namun buahnya banyak.
Selengkapnya...

Metamorforce berawal dari sini

Selengkapnya...


hit counter

Label

Pengikut Blog