Metamorforce

The Guard of Nature

Oleh Indra YY

       Pada penghujung tahun 2013 kami diundang untuk mengikuti kegiatan tadrib (semacam diklat) yang diadakan bagi remaja dan pemuda (atau biasa disebut Syuban) dari 4 (empat) Kabupaten yang saling berdekatan yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, dan Kebumen. Diklat ini telah dirancang beberapa bulan sebelumnya dan telah disosialisasikan ketika musyawarah kerja  Wilayah Jawa Tengah Selatan di Banjarnegara oleh panitia yang mayoritas berasal dari Cilacap. Saat panitia mensosialisasikan kegiatan tersebut sebenarnya ada rasa pesimis kami dari Kebumen untuk bisa mengikuti kegiatan tersebut, karena memang syuban di daerah kami sedikit yang bisa diandalkan untuk mengikuti kegiatan semacam itu. Dan memang benar, ketika kegiatan itu dilaksanakan, tidak ada satupun peserta dari Kebumen yang bisa mengikutinya. Kedatangan kami disana karena merupakan kewajiban Kami selaku koordinator pemuda di Wilayah Jawa Tengah Selatan untuk menghadirinya dan memberikan kata sambutan.
..
Suasana diklat
      Kegiatan yang dilaksanakan 24 – 26 Desember di Kroya Cilacap ini merupakan ajang silaturahim syuban dari 4 daerah yang memang jarang bertemu. Kami menjadi semakin kenal dekat dengan para panitia dan pimpinan syuban dari Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga. Selama ini kami hanya tahu orangnya saja, sering bertemu di suatu acara, tetapi jarang bertegur sapa. Namun di ajang itu kami menjadi akrab, banyak permasalahan yang dibahas, saling sharing, dan saling bertukar pengalaman. Memang salah satu tujuan kami menghadiri kegiatan itu adalah untuk mengenal syuban dari daerah lain, membuat jaringan kerja untuk mempermudah koordinasi dan konsolidasi, hal ini berkaitan dengan tugas baru yang dibebankan pada kami selaku koordinator Syuban Wilayah Jawa Tengah Selatan.
       Pada kesempatan itu kami bertemu dengan pembina Al Fatah Rescue (AFR) daerah Cilacap, Banjarnegera, dan Purbalingga yaitu Ust. Amin Iskandar yang memang diundang oleh panitia untuk membawakan materinya dihadapan peserta diklat (selidik punya selidik ternyata banyak dari panitia yang terlibat di sana adalah anggota AFR dari 3 daerah tersebut). Perlu diketahui bahwa AFR adalah tim SAR yang dibentuk secara resmi bulan Oktober 2013. Walaupun baru dibentuk secara resmi tahun kemarin, sebenarnya sepak terjang para anggotanya sebagai relawan sudah diakui sejak lama oleh lembaga-lembaga sosial di Indonesia seperti PMI dan Mer-C karena kegigihannya dan sikap amanahnya dalam menjaga dan menyalurkan bantuan sosial untuk para korban. Debutnya adalah ketika menjadi relawan pada peristiwa tsunami Aceh tahun 2004. Karena kegigihan dan sikap amanahnya itu AFR selalu dipercaya Mer-C untuk menangani dan menyalurkan bantuan untuk para korban bencana alam. AFR selalu aktif menjadi relawan di berbagai bencana di Indonesia seperti gempa Klaten Jawa Tengah, gempa Padang Sumatera Barat, letusan Gunung Merapi, dan berbagai bencana alam lainnya, dan yang terakhir adalah menjadi relawan pada peristiwa meletusnya Gunung Kelud di Kediri. Sebelum didirikan secara resmi, para relawan AFR telah didiklat oleh tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas). Barulah tahun kemarin AFR didirikan sebagai lembaga SAR resmi.
  
Briefing panitia (sebagian anggota AFR)
      Pada pertemuan dengan pembina AFR tersebut kami saling berbagi pengalaman. Beliau menceritakan pengalamannya sebagai "orang lapangan" yang telah mengikuti berbagai kegiatan sebagai relawan. Pada saat itu kami menyampaikan bahwa kami juga mempunyai komunitas yang sering mengadakan kegiatan outbound dan olah fisik seperti susur pantai, hiking ke gunung dan hutan, namun kegiatan itu belum menjurus ke arah kegiatan SAR. Pada saat itulah ust. Amin tertarik. Beliau banyak menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut, beliau tidak menyangka bahwa ternyata kami sering mengadakan kegiatan yang selama ini beliau tekuni. Mungkin selama ini Beliau hanya mengenal kami sebagai orang yang sering berada di belakang meja dan belakang layar. Mungkin saat itu beliau tidak menyangka bahwa kami juga "orang lapangan" seperti beliau.  
Ust. Amin Iskandar
       Pertemuan berikutnya antara kami dengan ust Amin adalah ketika kami sama-sama menjadi panitia pada suatu kegiatan tingkat Wilayah Jawa Tengah  di Klaten akhir Januari 2014. Sebagai sesama panitia beliau meminta kami untuk datang dua hari sebelum kegiatan dilaksanakan dengan tujuan mempersiapkan segalanya dengan sebaik-baiknya. Disela-sela acara ust. Amin menyatakan bahwa di Jawa Barat tanggal 2 Februari 2014 akan diadakan Long March sepanjang 30km, beliau meminta kami untuk mengikuti long march tersebut, mungkin beliau sudah hafal bahwa kami biasa mengikuti long march seperti yang pernah diadakan di Jakarta, Demak, dan Bandung. Namun karena Metamorforce akan  mengadakan hiking ke Mahameru pada tanggal itu, maka kami pun sampaikan bahwa kami tidak bisa mengikuti Long March tersebut, beliau nampaknya maklum dengan alasan kami. Pada kesempatan lain tiba-tiba ust. Amin langsung "menodong" kami agar segera menyiapkan diri untuk membimbing para syuban pada acara Susur Pantai di Kebumen seperti yang pernah Metamorforce lakukan, kami segera diminta menyiapkan rute dan waktunya. Tentu saja kami terkejut sekaligus bangga, kami tidak menyangka bahwa beliau juga tertarik untuk menggojlok fisik syuban dengan cara kami, hal ini menunjukkan bahwa acara susur pantai Metamorforce ternyata mendapat apresiasi dari pembina AFR yang disegani itu.
Suasana musyawarah yang diikuti beberapa anggota AFR
       Minggu, 16 Februari 2014 kami bertemu lagi pada acara musyawarah kerja dan penyampaian LPJ panitia kegiatan di klaten. (Saat itu Gunung Kelud di Kediri baru 2 hari meletus, abunya bahkan sampai ke Jawa Barat). Musyawarah ini dilaksanakan di waduk Gajah Mungkur Wonogiri.  Setelah penyampaian LPJ selesai, tibalah saatnya musyawarah. Agenda musyawarah banyak, diantaranya adalah pengiriman calon relawan untuk membantu pengungsi akibat bencana meletusnya Gunung Galunggung di Kediri, dan masih banyak agenda yang lain. 
       Dalam musyawarah yang juga dihadiri beberapa anggota AFR tersebut, ust. Amin Iskandar secara tegas mengusulkan akan mengadakan kegiatan susur pantai yang diberi nama Syuban Susur Pantai (SSP) pada peserta musyawarah, beliau menunjuk kami untuk mempersiapkan segalanya dalam waktu dekat. Dalam musyawarah beliau menyampaikan bahwa beliau baru mengetahui bahwa ternyata kami sering mengadakan kegiatan olah fisik dan menggojlok para syuban melalui kegiatan susur pantai dan hiking, untuk itulah dihadapan peserta musyawarah kami diminta mempersiapkan kegiatan susur pantai di Kebumen. Mungkin kegiatan ini diadakan karena ada kaitannya dengan perekrutan anggota AFR yang baru.
Relawan AFR bersiap menuju Kelud
(((   Pada saat musyawarah terlihat ust. Amin sangat sibuk menelpon maupun menerima telepon karena sedang berkoordinasi untuk mempersiapkan relawan dari AFR ke Kediri untuk membantu korban baik di pengungsian maupun di lokasi bencana. sementara menurut kabar tim pendahulu dari Mer-C telah menuju ke lokasi bencana. Hari itu juga selesai musyawarah ust. Amin tidak langsung pulang, tetapi langsung menuju Kediri untuk membuat posko relawan. Sementara anggota AFR yang ikut musyawarah akan segera menyusul   )))
       Walaupun kami bangga karena kegiatan kami di adopsi oleh AFR, namun kami tidak boleh terlena, karena bukan hal yang mudah untuk mengadakan kegiatan tersebut. Kami harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, waktu yang tepat, rute sesuai dengan kebutuhan, jumlah  peserta dan persebaran usianya, perijinan, angkutan, serta panitia yang akan di rekrut, ini harus dipersiapkan dengan matang. Beberapa anggota Metamorforce mungkin akan kami minta untuk menjadi panitia, walaupun harus diseleksi dengan ketat karena kegiatan ini merupakan kegiatan untuk calon relawan di AFR yang bukan peserta seperti pada umumnya. Metemorforce harus mampu menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh AFR ini. Tentunya menjadi kebanggaan tersendiri jika Metamorforce sebagai komunitas yang anggotanya sedikit ini dipercaya oleh sebuah Tim SAR sekelas AFR daerah Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga untuk memimpin kegiatan. Ini menunjukkan bahwa kegiatan Metemorforce bukan kegiatan hura-hura yang membuang waktu, justru kegiatannya bermanfaat bagi orang lain. Go Metamorforce...

0 komentar:

Posting Komentar


hit counter

Label

Pengikut Blog