Metamorforce

The Guard of Nature

Oleh : Diah Erni E


Menurut para ahli geologi, Karang Sambung merupakan salah satu tempat dengan kondisi geologi terunik di Asia Tenggara. Batuan-batuan yang seharusnya berada di samudra, bisa dijumpai dengan mudah di daratan Karang Sambung. Melalui berbagai penelitian, menurut mereka, tempat ini dulunya samudra yang saat ini sudah mengalami pengangkatan. Karang Sambung kini menjadi pusat studi ilmu geologi.
Saya penasaran tentang ini sebenarnya sudah sejak SMA, dan semakin bertambah sejak mengikuti seminar Ilmu Kebumian Kebumen beberapa waktu yang lalu. Melalui seminar ini saya semakin penasaran seberapa uniknya tempat ini sampai begitu populer di kalangan orang geologi berbagai universitas ternama di Indonesia. Untuk itulah saya hendak mengadakan acara “Geowisata Karang Sambung”. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan tanggal 25 April 2013. Tujuannya yang pasti mengenal Kebumen dari tinjauan ilmu geologi, mengobati rasa penasaran, sekaligus mencari jawaban atas petanyaan tentang kekeringan di Desa Tugu. Terutama pertanyaan tentang bagaimana solusinya?, yang belum tuntas terjawab saat saya tanyakan pada seminar Ilmu Kebumian di Grafika.
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, saya dan beberapa anggota metamorforce melakukan survey terlebih dahulu. Banyak cerita unik di balik kegiatan survey ini. Seunik kondisi Geologi Karang Sambung..he he. Mari kita simak kisahnya...
Selengkapnya...






Kecintaan kita pada HP, Gadget, dan Internet tidak mengurangi kecintaan kita pada tanaman...

Untuk masa depan yang lebih hijau...
Selengkapnya...

Oleh: Diah Erni


Kami berkeyakinan bahwa tidak ada satu pun yang tidak berguna, sekalipun itu adalah sampah. Konsepnya sederhana saja, kita hanya perlu memisahkan sampah berdasarkan jenisnya (organik dan non organik), lalu mengolah sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, maukah kita melakukannya?? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Sebagai komunitas peduli lingkungan, pengolahan sampah menjadi salah satu program kerja kami. Program ini sudah mulai kami laksanakan sejak Februari 2013, diawali dengan pengolahan sampah organik berupa rumput liar. 
Di sekolah kami memang banyak terdapat rumput liar yang perlu dirapihkan. Lalu muncul ide dari beberapa anggota untuk memanfaatkaanya sebagai pupuk dari pada hanya sekedar dibuang.
Teknisnya, rumput liar dipotong dan dipisahkan berdasarkan mudah atau tidaknya untuk dibakar. Rumput yang mudah terbakar seperti alang-alang, kami keringkan kemudian dibakar, sedangkan rumput yang sulit terbakar  pohon talas, hanya perlu dipotong menjadi bagian yang lebih kecil.


Baik rumput yang telah dibakar maupun dipotong, dimasukkan ke dalam kantong selama beberapa minggu sampai membusuk. Dengan demikian rumput liar yang tadinya mengganggu pemandangan bisa disulap menjadi kompos untuk media pembibitan. Sederhana kan?
Pada program selanjutnya  kami berencana membuat tempat sampah yang terpisah (organik dan non organik) dan mengolah sesuai dengan kegunaannya.

(Bersambung >> Pembibitan)


Selengkapnya...

Oleh : Tri yoga Indra Priyanto


 

Sampah dapat diolah kembali dengan cara mendaur ulang, dengan demikian tidak akan lagi sampah yang berserakan. Misalnya saja sampah plastik dapat didaur ulang menjadi bahan bakar minyak, sehingga kita dapat menghemat bahan bakar fosil. Demikian juga dengan sampah organik, dapat dijadikan pupuk kompos. Salah satu contoh sampah organik adalah rumput liar disekolahmu, dapat diubah menjadi pupuk kompos dengan cara dibusukkan. Selain dapat menjadi pupuk kompos juga dapat memperindah sekolah. Nah kita dapat mengetahui bahwa sampah  tidak berguna dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Nah bagaimana, berdasarkan informasi di atas kita dapat mengetahui kegunaan sampah yang tadinya tidak berguna menjadi berguna. Mulai dari sekarang kita harus mengolah sampah agar kelestarian alam terjaga.
Selengkapnya...


hit counter

Label

Pengikut Blog